Sabtu, 22 Desember 2007

Kematian Perasaan


semuanya meledak seperti otakku saat ini.
memang adakalanya kita harus hancur berkeping-keping
bagai tertimpa meteor besar mengerikan yang membuat tubuh kita remuk
tak tersisa sedikitpun,
namun anehnya kita masih saja bisa merasakan sakitnya tertimpa meteor itu
hingga kita tersiksa menahan rasa itu.
mungkin memang harus adakalanya tumpukan kayu yang sudah kita susun tinggi berharap bisa mencicipi manisnya buah yang bergelantunagn di atas pohon raksasa bernama "kebahagiaan" runtuh tersapu angin topan yang ganas dan mengerikan.
seperti tak berperasaan iapun menghancurkan semua jerih payah yang entah sudah menguras berapa liter keringat kita.
seperti tak mau tahu iapun menggilas habis tumpukan harapan dan mimpi indah yang telah tersusun entah berapa ratus tahun lamanya.
seperti tak berperasaan iapun pergi begitu saja meninggalkan puing-puing reruntuhan yang entah akan terbangun kembali atau tidak.
karena memang terkadang kita harus berhadapan dengan mahkluk-makhluk yang tak berperasaan,
seperti meteor itu.
dan tiba-tiba aku seperti bosan dengan kehidupanku yang hampa tanpa isi,
kosong tanpa warna sedikitpun
bahkan tak dapat kukatakan hitam.
mungkin aku tak menyadari bahwa aku telah mati,
nyawaku telah hilang tercabut oleh malaikat takdir yang tak bersahabat,
jasadku telah remuk hancur tergerus keganasan meteor.
pun saat aku mencoba merangkak kembali mencari sisa-sisa semangatku tuk kumpulkan sisa-sisa bangkai tubuhku,
telah ada bayangan meteor yang terlihat kejauhan mengahantui jiwaku.
membuatku semakin lemah,
membuatku semakin ragu untuk kembali bangkit.
aku lelah dengan hari-hariku.
aku letih dengan perjuangan ini.

0 comments:

Posting Komentar

 
;